Pengaruh Konsentrasi NaOH Terhadap Rendemen, Kadar Air dan Kadar Abu Gelatin Ceker Itik (Anas Platyrhynchos Javanica)

Authors

  • Ramadhan Febriansyah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363
  • Andry Pratama Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363
  • Jajang Gumilar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jitek.2019.014.01.1

Keywords:

Konsentrasi NaOH, rendemen, kadar air, kadar abu, gelatin

Abstract

Gelatin adalah suatu protein yang didapatkan dari hasil hidrolisis kolagen pada tulang dan kulit hewan. Ceker itik mengandung kolagen, jumlahnya banyak dan belum dimafaatkan dengan baik sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku gelatin. Gelatin dikelompokan menjadi gelatin tipe A dan B. NaOH dapat digunakan pada proses demineralisasi pembuatan gelatin tipe B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan pola hubungan NaOH terhadap rendemen, kadar air dan kadar abu gelatin ceker itik. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan konsentrasi NaOH (P1 = 3%; P2 = 5% dan P3 = 7%). Hasil penelitian diuji menggunakan analisis ragam, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan dan uji polinomial orthogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air dan kadar abu gelatin ceker itik. Konsentrasi NaOH terbaik pada kosentrasi 3% dengan nilai rendemen 4,77%, kadar air 7,20% dan kadar abu 3,48%.

References

Abedinia, A., Ariffin, F., Huda, N., & Nafchi, A. M. (2017). Extraction and characterization of gelatin from the feet of pekin duck ( anas platyrhynchos domestica ) as affected by acid, alkaline, and enzyme pretreatment. international journal of biological macromolecules, 98, 586–594. https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2017.01.139

Amirudin, M. (2007). pembuatan dan analisis karakteristik gelatin dari tulang ikan tuna (thunnus albacares) (tesis). bogor: fakultas teknologi pertanian institut pertanian bogor.

Ananta, L. (2017). optimalisasi gelatin tulang ikan nila melalui pra-perlakuan dan jenis larutan ekstraksi dalam pembuatan edible film (thesis). Semarang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata.

Astawan, M., & Aviana, T. (2003). Pengaruh jenis larutan perendam serta metode pengeringan terhadap sifat fisik, kimia, dan fungsional gelatin dari kulit cucut. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan , 14(1), 7–13.

Dirjen Peternakan Dan Kesejahteraan Hewan. (2016). statistik peternakan dan kesehatan hewan. direktorat jendral peternakan dan kesehatan hewan. Jakarta: Direktorat Jendral Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Indonesia.

Ghozali. (2012). aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gómez-guillén, M., Turnay, J., Fernández-DiÌaz, M., Ulmo, N., Lizarbe, M., & Montero, P. (2002). Structural and physical properties of gelatin extracted from different marine species: a comparative study. Food Hydrocolloids, 16(1), 25–34. https://doi.org/10.1016/s0268-005x(01)00035-2

Gumilar, J., & Pratama, A. (2018). Produksi dan karakteristik gelatin halal berbahan dasar usus ayam. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 28(1), 75–81. https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2018.28.1.75

Haris. (2008). Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Nila Sebagai Gelatin dan Pengaruh Lama Penyimpanan Pada Suhu Ruang (Thesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ismeri, R. S., & Rihi, S. (2009). Optimalisasi Mutu dan Kualitas Gelatin Ikan dengan menggunakan Enzim Transglutaminase sebagai Pedorong Produksi Gelatin Dalam Negeri. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kasankala, L. M., Xue, Y., Weilong, Y., Hong, S. D., & He, Q. (2007). Optimization of gelatine extraction from grass carp (Catenopharyngodon idella) fish skin by response surface methodology. Bioresource Technology, 98(17), 3338–3343. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2006.03.019

Mad-Ali, S., Benjakul, S., Prodpran, T., & Maqsood, S. (2016). Interfacial properties of gelatin from goat skin as influenced by drying methods. LWT, 73, 102–107. https://doi.org/10.1016/J.LWT.2016.05.048

Miwada, S., & Simpen. (2008). Peningkatan Potensi Ceker Broiler Hasil Sampingan Dari Tempat Pemotongan Ayam (TPA) Menjadi Gelatin Dengan Menggunakan Ekstraksi Terkombinasi. Denpasar: Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

Ockerman, H. W., & Lue, H. C. (2000). Animal by Product Processing and Utilization. USA: CRC Press.

Puspawati, N. M., Simpen, I. N., & Miwada, I. N. S. (2012). Isolasi gelatin dari kulit kaki ayam broiler dan karakterisasi gugus fungsinya dengan spektrofotometri FTIR. Jurnal Kimia (Journal of Chemistry), 6(1), 79–87.

Said, M. I., Triatmojo, S., Erwanto, Y., & Fudholi, A. (2012). Karakteristik Gelatin kulit kambing yang diproduksi melalui proses asam dan basa. AgriTECH, 31(3), 190–200. https://doi.org/10.22146/agritech.9744

Sarbon, N. M., Badii, F., & Howell, N. K. (2015). The effect of chicken skin gelatin and whey protein interactions on rheological and thermal properties. Food Hydrocolloids, 45, 83–92. https://doi.org/10.1016/J.FOODHYD.2014.10.008

Suryati, Nasrul, Z. A., Meriatna, & Suryani. (2015). Pembuatan dan karakteristik gelatin dari ceker ayam dengan proses hidrolisis. Jurnal Teknologi Unimal, 4(2), 66–79.

Winarno, F, G. (2002). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2019-04-26

Issue

Section

Articles